Para binatang memenuhi pinggiran jalan yang mengelilingi hutan. Hari itu ada pertandingan lomba lari antara Bung Kelinci dan Pak Kura-kura. Bung Kelinci yang lincah mencemooh Pak Kura-kura yang lamban dan berjalan pelan lalu menantangnya berlomba lari. Semua binatang sudah yakin siapa yang akan jadi pemenang lomba ini, tapi mereka tetap saja menonton pertandingan ini. Menonton para pelari itu pasti akan menyenangkan.
Di bawah jembatan di atas sungai kecil, Bung Kelinci dan Pak Kura-kura bersalaman. Mereka memulai lomba tepat setelah gagak hitam yang menjadi juri berteriak memberi aba-aba. Jauh di sana Pak Kura-kura berlari bersusah payah, berjalan terhuyung huyung dengan empat kakinya yang pendek dan gemuk. Di sampingnya Bung Kelinci melompat-lompat, berhenti setiap saat untuk mencium dan mencicipi tunas tanaman yang tumbuh di tepi jalan.
Akhirnya, Bung Kelinci sengaja berbaring di atas tumpukan daun semanggi, hanya untuk menunjukkan bahwa ia meremehkan pertandingan ini. Akan tetapi Pak Kura-kura tetap berlari susah payah dengan lamban, setapak demi setapak.
"Hey, pertandingannya sudah mulai!" teriak Pak Kambing mengingatkan dari pinggiran jalan.
Tetapi Bung Kelinci menjawab dengan tidak sabar,"Aku tahu! Aku tahu!" Tapi Pak Kura-kura paling baru akan sampai di garis akhir di ujung hutan nanti siang!" Dia menjawab sambil membaringkan dirinya dengan nyaman lalu tertidur pulas.
Para penonton semakin heboh ketika melihat Pak Kura-kura dengan gigih tetap berjalan maju dengan lamban sedangkan Bung Kelinci masih tetap tertidur pulas. Setiap langkahnya membawanya mendekat ke garis akhir. Dengan pelan dia semakin dekat. Semua leher penonton mendongak ke arah Bung Kelinci, yang meringkuk seperti bola bulu berwarna coklat, masih tidur siang.
Waktu seperti tak ada habisnya, sampai Pak Kura-kura kemudian memanjangkan lehernya dan memandang jalanan di depannya. Hanya beberapa meter lagi, garis akhir yang harus dicapainya. Dia sudah kecapaian karena harus berjalan dengan laju tercepat yang bisa dilakukannya, tapi dia berusaha sekuat tenaga untuk lari penghabisan ke garis akhir.
Pada saat itulah Bung Kelinci terbangun! Dia melihat Pak Kura-kura hampir mencapai akhir, lalu lari cepat seperti terbang di udara. Dia berlari seperti melayang saking cepatnya. Dia bahkan terlihat hanya seperti bayang-bayang berwarna coklat.
Para burung bercuit-cuit! Singa mengaum membahana! Para penonton yang lain melompat lompat kegirangan. Mereka tidak menyangka pertandingan bisa seseru ini. Mereka berteriak riuh mendukung Pak Kura-kura yang masih berjalan lamban beberapa langkah lagi ke garis akhir sedangkan Bung Kelinci sudah sangat dekat. Sekarang sudah beberapa senti lagi dan Bung Kelinci sudah ada di belakang punggungnya.
Pak Kura-kura meregangkan lehernya panjang sekali dan menyentuh garis akhir sesaat lebih cepat daripada Bung Kelinci.
Pak Kura-kura memenangkan lomba!
Para penonton bertepuk tangan dengan riuh. Mereka mengarak Pak Kura-kura di atas punggungnya dan bernyanyi betapa baik dan bahagianya dia.
"Pak Kelinci seperti biasa terlalu yakin pada dirinya sendiri," begitu kata seekor burung hantu kepada burung elang. "Sekarang dia harus menyadari bukan hanya lari cepat yang bisa memenangkan lomba."
Pesan dari cerita ini adalah : yakin pada diri sendiri itu baik, tetapi kemudian menjadi sombong adalah perbuatan yang buruk.
Terjemah bebas dari : The Hare and the Tortoise, Richards Topical Encyclopedia. 1951
Sumber : Fasabbih.blogspot.com