Tidak ada seekor binatang pun yang menganggap Pak Kelinci sombong, bahkan banyak sekali binatang yang memanggil Pak Kelinci sebagai sahabat terbaik mereka. Pak Kelinci sangat bangga karenanya.
Pada suatu pagi hari yang cerah, dia ingin bertemu sebagian dari anaknya yang berjumlah dua ratus ekor. Dia bangun pagi sekali dan berjalan dengan riang di hutan, tapi tiba-tiba sebuah ranting besar menimpanya dan melukai sebelah kaki belakangnya.
Lukanya tidak parah, tapi ada satu alasan yang membuatnya khawatir. Besok para penduduk desa akan datang ke hutan untuk berburu dengan membawa anjing pemburu, untuk bisa melepaskan diri dari mereka ia harus waspada dan sigap. Dia berjalan tertatih-tatih beberapa langkah dan kemudian terduduk, ia menggaruk telinganya yang panjang. Sesuatu pasti ada yang salah, pikirnya.
"Kenapa?" tanyanya sambil menggoyangkan hidungnya, "Kenapa aku harus lari setiap kali bertemu anjing pemburu? Benar-benar menggelikan!" Dia menunjuk dirinya sendiri dan berkata lagi, "Dan aku akan melakukan sesuatu untuk itu!"
Dia bangkit dan berjalan terpincang-pincang sampai ke sebuah lapangan rumput tempat sahabatnya Pak Kuda berada.
"Selamat pagi, Pak Kuda kawanku!" katanya. "Aku sedang dalam kesulitan. Besok, kau pun tahu, adalah hari berburu. Dengan kakiku yang terluka ini, aku kesulitan melarikan diri dari kejaran anjing pemburu. Bolehkah aku naik ke punggungmu esok hari?"
"Kamu tentu tahu aku akan mengijinkannya," kata Pak Kuda. "Tetapi besok aku harus kerja seharian dengan majikanku. Tapi tentunya hal itu tidak membuat orang baik sepertimu khawatir. Kamu pasti akan dapat banyak pertolongan. Aku yakin sekali!"
Pak Kelinci berterimakasih padanya lalu pergi ke tempat lainnya. Kakinya sakit sekali, dan dia lega ketika akhirnya bertemu dengan Pak Kerbau. Tanpa beristirahat dulu, dengan segera ia menceritakan kisahnya.
"Dengan tandukmu yang tajam, kamu dapat menghadang sekumpulan anjing pemburu, bahkan menakuti para pemburunya sekalian," katanya.
"Ya, tentu saja aku dapat melakukannya dengan mudah!" jawab Pak Kerbau. "Sayangnya, aku telah berjanji pada kawanku, aku akan mengunjungi keluarganya besok."
"Aku mengerti," jawab Pak Kelinci cepat. "Sudahlah, jangan dipikirkan."
"Aku lihat kawanmu si Kambing gunung beberapa hari yang lalu," saran Pak Kerbau. "Dia mungkin dengan senang mau menolongmu."
Butuh waktu yang lama untuk menemukan Pak Kambing, tapi akhirnya Pak Kelinci berhasil menemukannya lalu mengulang lagi kisahnya.
"Kamu tentu tahu bagaimana perasaanku terhadapmu," kata Pak Kambing. "Semua akan aku lakukan untuk orang baik sepertimu. Tetapi sejujurnya, aku sedang merasa tidak enak badan sehingga tidak bisa berbuat apa-apa. Aku sendiri tidak tahu kenapa." Dia berkata sambil mengelengkan kepalanya yang besar berbulu. "Mungkin karena sesuatu yang kumakan."
Sampai sore harinya menjelang senja, Pak Kelinci sudah mengunjungi Pak Keledai, kawan lamanya Pak Lembu, dan bahkan dia bertemu Pak Beruang yang dahulu nyawanya pernah diselamatkannya. Semuanya berkata ingin menolongnya, tetapi tampaknya mereka sedang sangat sibuk lebih dari biasanya.
Pak Kelinci berjalan tertatih-tatih ke rumahnya. Ketika malam tiba dia dikelilingi anak-anaknya yang berkumpul disekelilingnya. Hari itu dia mendapat pelajaran dan pengalaman pahit, dan ia ingin menyampaikan pada seluruh keluarganya.
"Jika kalian ingin tahu teman macam apa yang kalian punya," Pak Kelinci berkata pada anak-anaknya. "Cobalah meminta pertolongan dari mereka. Maka kalian akan tahu jawabannya."
Pesan dari cerita ini adalah : seorang kawan sejati pasti mau menolong ketika kita dalam kesulitan.
Terjemah bebas dari : The Hare with Many Friends, Richards Topical Encyclopedia. 1951
Sumber : fasabbih.blogspot.com