Di sebuah lapangan di tepi hutan, seekor burung gagak tua membungkus dirinya dengan bulu-bulu burung merak yang indah dan dia berjalan berkeliling pamer kepada burung gagak yang lain. Sebenarnya dia malah terlihat sangat lucu, karena bulunya yang hitam legam masih terlihat dibalik kostum bulu meraknya. Tetapi dia tetap berjalan angkuh dengan bangga dan memandang teman-temannya yang menonton dengan merendahkan. Burung yang sombong itu bahkan mematuk teman-temannya yang berani datang mendekat.
"Tukang tipu!" teriak burung gagak yang lain sambil terbang ke dalam hutan.
Burung gagak tua itu yakin dia secantik burung merak, sehingga ia lalu mendekati sekumpulan burung merak yang sedang berjemur. Dia berpura-pura menjadi burung merak lalu memberi salam pada mereka. Tetapi para burung merak itu tidak tertipu. Mereka melihat bulu burung gagak yang hitam dibalik bulu warna warni. Mereka sangat marah pada kelancangannya sehingga ramai-ramai menghampirinya. Mereka berteriak dan mematukinya tanpa ampun, kostum warna warni gagak itu hancur tercabik cabik.
Kecewa dan sedih, si gagak mencari teman untuk menghibur hatinya. Tetapi teman-temannya juga sudah sangat kecewa padanya.
"Tidak! Tidak!" teriak mereka.
"Jangan kembali lagi pada kami. Kamu sudah memutuskan untuk menjadi burung merak. Sekarang kamu terima akibatnya." Mereka meneriakinya hingga ia terbang jauh.
Burung malang itu sekarang tidak punya teman. Dia dihukum karena berpura pura menjadi orang lain, dan bahkan mencibir teman temannya yang sederajat.
Terjemah bebas dari : The Vain Jackdaw, Richards Topical Encyclopedia. 1951
Pesan dari cerita ini adalah : jadilah dirimu apa adanya. Jangan bersikap sombong, tinggi hati, dan ingin merasa lebih baik dari yang lain dengan merendahkan mereka.
"Tukang tipu!" teriak burung gagak yang lain sambil terbang ke dalam hutan.
Burung gagak tua itu yakin dia secantik burung merak, sehingga ia lalu mendekati sekumpulan burung merak yang sedang berjemur. Dia berpura-pura menjadi burung merak lalu memberi salam pada mereka. Tetapi para burung merak itu tidak tertipu. Mereka melihat bulu burung gagak yang hitam dibalik bulu warna warni. Mereka sangat marah pada kelancangannya sehingga ramai-ramai menghampirinya. Mereka berteriak dan mematukinya tanpa ampun, kostum warna warni gagak itu hancur tercabik cabik.
Kecewa dan sedih, si gagak mencari teman untuk menghibur hatinya. Tetapi teman-temannya juga sudah sangat kecewa padanya.
"Tidak! Tidak!" teriak mereka.
"Jangan kembali lagi pada kami. Kamu sudah memutuskan untuk menjadi burung merak. Sekarang kamu terima akibatnya." Mereka meneriakinya hingga ia terbang jauh.
Burung malang itu sekarang tidak punya teman. Dia dihukum karena berpura pura menjadi orang lain, dan bahkan mencibir teman temannya yang sederajat.
Terjemah bebas dari : The Vain Jackdaw, Richards Topical Encyclopedia. 1951
Pesan dari cerita ini adalah : jadilah dirimu apa adanya. Jangan bersikap sombong, tinggi hati, dan ingin merasa lebih baik dari yang lain dengan merendahkan mereka.