Mereka bersenang-senang dengan berlarian di ladang dan bermain petak umpet di hutan. Tapi Si Tikus Desa tetap penasaran dengan kehidupan sepupunya di kota besar.
"Ikutlah denganku dan lihatlah sendiri!" sepupunya mengajaknya pergi.
Undangan itu dengan cepat diterimanya. Mereka segera pergi, dan akhirnya sampai di sebuah rumah mewah besar tempat tikus kota itu tinggal.

Benar-benar jamuan makan besar! Mereka bersembunyi di bawah lemari di dapur dan mereka berlarian mencicipi makanan-makanan lezat yang belum pernah dirasakan Si Tikus Desa.
Dilahapnya dengan rakus! Perutnya bahkan sudah buncit seperti bola sebelum jamuan makannya dimulai.
"Cepat ikuti aku!" kata sepupunya dan mereka lari ke bawah lemari kecil ke lubang persembunyiannya.
Mereka hampir saja terlambat. Udara panas dari nafas anjing-anjing menyelubungi Si Tikus Desa, saking dekatnya ia dengan hidung anjing itu. Dia bergidik ketakutan.
"Rumahmu bagus sekali sepupu! Dan kamu sudah menyajikan untukku makanan yang lezat," katanya. "Tapi aku mau cepat pulang. Kehidupan di kota terlalu ramai untukku."
Dia lalu bergegas pergi, secepat kaki kelabunya bisa membawanya berlari.
Pesan dari cerita ini adalah : kebahagiaan dan ketentraman hidup seringkali tidak bisa diperoleh dari hidup mewah.
Mereka hampir saja terlambat. Udara panas dari nafas anjing-anjing menyelubungi Si Tikus Desa, saking dekatnya ia dengan hidung anjing itu. Dia bergidik ketakutan.
"Rumahmu bagus sekali sepupu! Dan kamu sudah menyajikan untukku makanan yang lezat," katanya. "Tapi aku mau cepat pulang. Kehidupan di kota terlalu ramai untukku."
Dia lalu bergegas pergi, secepat kaki kelabunya bisa membawanya berlari.
Pesan dari cerita ini adalah : kebahagiaan dan ketentraman hidup seringkali tidak bisa diperoleh dari hidup mewah.
Terjemah bebas dari : The Country Mouse in Town, Richards Topical Encyclopedia. 1951
Sumber : Fasabbih.blogspot.com-